Mengenal Kampung Zuhud
Eksplorasi…
Arti eksplorasi bagiku adalah, mencari,
menjelajah, dan mengenal hal-hal baru.
Jujur, aku sangat excited mengikuti
kegiatan ini. Selama hidup, aku belum pernah mengikuti kegiatan seperti ini.
Karena baru pertama, aku mencatat semua kegiatan selama bereksplorasi. Oleh
karena itu, simak Jurnal Eksplorasiku yaa. Selamat membacaa…
H1 Mengenal Kampung Zuhud
Hari yang ditunggu pun datang. 10
November 2019, Pramuka Penggalang Oase, Melakukan eksplorasi ke Kampung Zuhud,
Dusun Sukajadi, Kec.Cidolog, Kab.Ciamis, Jawa Barat. Aku sangat bersemangat
untuk bereksplorasi ke Kampung Zuhud. Kami memulai perjalanan dari St. Senen.
Aku berangkat pada pukul 18.00 dari rumah.
Perjalanan ke Senen sedikit macet,
namun aku tetap bersemangat. Tiba disana, aku tidak langsung menghampiri
teman-temanku, tetapi aku makan terlebih dahulu di mobil, Habisnya perutku
bunyi teruss sihh… Setelah aku makan, aku langsung bergegas menemui
teman-temanku. Ohh tidak… ternyata aku terlambat briefing bersama mentor. Aku
tiba di stasiun pukul 19.00, Sedangkan briefing mulai di jam yang sama….
Setelah berkumpul, Kak Raken membagi-bagikan
tiket kereta. rupanya, aku duduk dengan salah satu anggota timku, namanya Athar.
Oiya… di eksplorasi kali ini, Para Mentor membagi kami kedalam beberapa
kelompok. Total anak yang ikut ada 24 orang, terdiri dari 14 laki-laki, dan 10
perempuan. Jadi rata-rata satu tim terdiri dari 3 orang, tetapi salah satu tim
di laki-laki hanya terdiri dari 2 orang, sedangkan di perempuan ada yang 4
orang. Tim laki2 menggunakan nama zodiak, sedangkan perempuan dengan nama
bunga. Nama timku adalah Taurus, timku terdiri dari aku, Athar dan Aka. Di setiap tim terdapat seorang
pimpinan regu (pinru) dan 2 anggota. By
the way aku jadi pinru lohh…
Kak Raken (Kakak mentor) Membagikan Tiket
Lanjooott…
Setelah dibagikan tiket kami semua baper-baperan sama keluarga masing2, tidak
lupa fotbar jugaa… Setelah say goodbye,
kami langsung menuju peron. Sebelum naik ke kereta, tiket kami di cek satu
persatu terlebih dahulu oleh petugas stasiun. Akhirnyaaaa kami naik ke kereta
yang dinanti nanti… suasana di kereta yang awalnya hening berubah menjadi
bising karena keributan kami…. Walaupun kereta ekonomi, menurutku kereta ini
tetap nyaman kok. Bangku di kereta ini dibuat berhadap hadapan. Bangku dengan
ukuran ini, paling banyak muat untuk 3 orang. Aku duduk bertiga dengan Giga dan
Ibrahim. Di depanku, ada Nico, Alfar, dan Athar.
Duduk di kereta
Saat yang ditunggu pun tiba… kereta kami
akhirnya berjalan. Kereta berjalan kira-kira pukul 21.15. Selama beberapa jam,
kami terus bercanda dan tertawa sampai akhirnya tertidur pada pukul 00.00.
Setelah tertidur selama 3 jam, aku akhirnya terbangun pada pukul tiga.
Keretaku berhenti sekitar 30 menit di daerah Garut karena pergantian jalur masuk kereta.
Tak lama, kami pun tiba di Stasiun Tasikmalaya, pada pukul 04.30.
Di Stasiun Tasikmalaya
Setelah keluar dari stasiun, kami sudah di
sambut oleh mobil bak yang siap mengantar kami ke Kampung Zuhud. Mobil bak
tersebut ada 2 unit, satu untuk laki2, dan satu untuk perempuan. Kami pun
langsung menaikkan tas kami ke mobil bak. Di sana, sudah ada Ambu Yohan dengan
mobil Pajero-nya. Setelah merapikan tas, kami menyerahkan tempat makan kami
untuk di isi nasi kuning yang dibawa oleh Ambu. Karena kotak makanku masih
penuh, aku tidak menyerahkan kotak makanku pada Ambu.
Tentunya sebelum berangkat teman-temanku menunaikan
ibadah Shalat Shubuh terlebih dahulu. Setelah itu, kami pun naik ke dalam mobil
bak tersebut. Setelah berjalan 30 menit, kami pun berhenti di sebuah lapangan.
Ternyata tempat itu adalah alun-alun Kab.Ciamis. Alun-alun itu bernama
Alun-alun Manonjaya. Di alun-alun. Kami menunggu makanan di isi oleh Ambu.
Selama menunggu kurang lebih 30 menit, kami bermain sepak bola, banteng, dll.
Setelah mobil Kak Raken terlihat, kami melanjutkan perjalanan. Kira-kira, kami
sampai di Kampung Zuhud pada pukul 06.45.
Saat kami sampai, sudah ada Abah Apep
dan Ambu sekeluarga menyambut kami dengan hangat. Lalu, dihadapan kami ada
sebuah saung yang cukup luas untuk kami semua. Ternyata, saung ini special
dibuatkan untuk Pramuka Penggalang Oase, dan dibuat seminggu yang lalu.
Sebelumnya, tidak ada saung atau warga desa yang berlalu lalang di tempat ini.
Karena ada kami, tempat ini jadi ramai dehh… Saat tiba di saung, Kakak Mentor dan Ambu membagi
kotak makan yang sebelumnya kami kumpulkan. Tetapi, karena aku tak mengumpulkan
kotak makan, aku jadi tidak mendapat makanan. Akhirnya, karena kekuatan
persahabatan, teman-temanku yang lain mau membagikan satu sendok nasi kuningnya
padaku. Akhirnya aku tidak jadi pingsan karena tak makan.
Setelah makan bersama, Kak Andhit memulai
briefing pertama kami di Kampung Zuhud. Setelah briefing, kami diperbolehkan
untuk istirahat selama 1 jam sampai pukul 09.00. Pada pukul sembilan, kami
punya agenda untuk bertemu dengan Pak Kepala Desa. Di desa ini, kepala desa
bisa juga dipanggil dengan sebutan pak kuwuh. Nama kepala desa disini adalah Bapak
Cecek Armudin. Pak Cecek adalah kepala desa sementara pengganti kepala desa
sebelumnya. Selain kepala desa, kepala dusun pun ikut datang memberi sambutan
pada kami. Namanya adalah Pak Edi. Oiya… Desa yang kami tinggali bernama Desa
Hegarmanah, Dusun Sukajadi, Kec.Cilodog, Kab.Ciamis, Jawa Barat. Mayoritas
penduduk di desa ini berkomunikasi menggunakan bahasa sunda dan beragama Islam.
Pak Kades menyampaikan pesan
Setelah pak kuwuh menyampaikan pesan-pesannya,
kami diajak berkeliling desa oleh Mang Ondin dan Yazdad (Anak ke-2 dari Abah
Apep dan Ambu Yohan). Selama berkeliling desa, kami diberi tugas oleh mentor
untuk memetakan Desa Hegarmanah dan sekitarnya. Setelah lelah berkeliling, kami
pun kembali ke saung untuk istirahat sejenak sambil menulis jurnal.
Setelah
itu, kakak mentor menyuruh kami untuk Shalat, ganti baju lalu makan siang. Setelah berganti baju, kami pun bersantap siang bersama. Lauk makan siang kali ini adalah ayam goring,
tempe dan sayuran.
Sehabis makan, kami bergegas untuk
pergi ke kolam ikan. Tugas kami di kolam adalah menaruh bibit ikan dan memagari
kolam. Kami berangkat menuju kolam sekitarbjam 13.00. Jarak dari saung kazu menuju
kolam ikan kira kira 100 m, dan dapat ditempuh dalam waktu 5 menit. Setelah
kolam terlihat, kami langsung turun satu per satu ke kolam ikan. Pak Engkus (RT)
dan warga lainnya sudah menyiapkan ikan-ikan yang akan kami masukkan ke kolam.
Lalu, kami pun bergantian memasukkan ikan-ikan tersebut ke dalam kolam. Untuk
laki-laki, ikan yang dipilih adalah ikan mujair, sedangkan untuk perempuan ikan
mas.
Setelah memasukkan ikan ke kolam, kami
membantu memasang pagar kayu di kolam. Tujuan dibuatnya pagar ini adalah agar
berang-berang tidak memakan ikan-ikan yang baru kami letakkan. Kira-kira pukul
14.00, kami mulai naik dan kembali ke saung untuk mengisi botol air kami.
Selanjutnya, kami pun bergerak menuju dam.
Jarak dari saung ke dam kira-kira 1 km dengan medan yang cukup berat bagi saya.
Perjalanan menuju dam diperkirakan selama 45 menit. Setelah melihat pemandangan
di dam, rasa lelah berjalan pun terbayarkan oleh segarnya air sungai. Kami pun
ditantang untuk melompat ke dam yang lebih dalam. Ketinggiannya kira-kira 7
meter, sedangkan kedalaman damnya kira-kira sedalam 3 meter. Namun sayangnya,
aku tidak melompat karena kakiku keram…
Bermain di sungai
Setelah asik bermain selama 1 jam, kami pun
naik dari dam dan berjalan kembali ke saung pada pukul 16.00. Aku pun kelelahan
saat berjalan kembali ke saung. Aku berkali-kali ditolong oleh Mang Ondin dan
Kak Andhit. Akhirnyaa…. Aku berhasil sampai ke saung kazu. Entah kenapa, aku merasa
terlalu lelah saat berjalan. Mungkin aku kegendutan kali yaakk….
Setelah mandi dan mencuci baju, aku
langsung meregangkan badan ini di saung. Senang sekali rasanya bisa ke dam.
Adzan Maghrib pun berkumandang, semua temanku yang laki2 bergegas ke masjid.
Karena tak ada teman mengobrol, aku pun
merapihkan barang-barangku lagi. Aku tak mau ada satu pun barangku yang
tertinggal di saung.
Teman-temanku pun kembali dari masjid.
Makan malam akhirnya tiba dihadapan kami. Eitss…. Sebelum makan, Kak Andhit
mengajari kami aba-aba makan bersama. Setelah puas makan, kakak mentor pun
memberi informasi tentang di rumah siapa nanti kami tinggal. Kata kakak mentor,
beberapa warga yang rumahnya akan kami tempati belum fasih berbahasa Indonesia.
Setelah Isya, kami pun diantar kakak2
mentor ke rumah keluarga masing2. Ternyata, aku tinggal dirumah Pak Edi, pak
kepala dusun. Saat kami tiba, Pak Edi menyambut kami dengan hangat. Lalu, Pak
Edi mengenalkan bagian-bagian rumahnya, mulai dari ruang keluarga, dapur,
sampai kamar mandi. Pak Edi juga memiliki warung kelontong di depan rumahnya.
Setelah diajak berkeliling sebentar kami
pun duduk dan mengobrol sejenak.
Saat berbincang-bincang Pak Edi
mengenalkan anak ke-2 nya yang bernama Fahri. Fahri berusia 11 tahun. Kata Pak
Edi, kami (Tim Taurus) bisa memanggil Pak Edi dengan panggilan bapak saja. Pada
malam itu, Ibu Ayi (istri Pak Edi) sedang tidak ada dirumah karena sedang
mengikuti kegiatan PKK. Setelah berbincang kami pun langsung masuk ke kamar
kami. Sebelum tertidur, ibu pun pulang dari kegiatannya. Lalu kami masing
masing berkenalan dengan ibu. Hari yang cukup melelahkan bagiku, namun sangat
berkesan. akhirnya aku pun tertidur pulas.
Selesai juga satu hari… Masih ada 4
hari lagi lhoo… JIka masih ingin membaca, selamat melanjutkan…
Komentar
Posting Komentar