Mengenal Kampung Zuhud


Life is either a daring adventure or nothing”    ~Helen Keller


EKSPLORASI KAMPUNG ZUHUD 2019

               

 Eksplorasi…
Arti eksplorasi bagiku adalah, mencari, menjelajah, dan mengenal hal-hal  baru. Jujur, aku sangat excited mengikuti kegiatan ini. Selama hidup, aku belum pernah mengikuti kegiatan seperti ini. Karena baru pertama, aku mencatat semua kegiatan selama bereksplorasi. Oleh karena itu, simak Jurnal Eksplorasiku yaa. Selamat membacaa… 


H1 Mengenal Kampung Zuhud

Hari yang ditunggu pun datang. 10 November 2019, Pramuka Penggalang Oase, Melakukan eksplorasi ke Kampung Zuhud, Dusun Sukajadi, Kec.Cidolog, Kab.Ciamis, Jawa Barat. Aku sangat bersemangat untuk bereksplorasi ke Kampung Zuhud. Kami memulai perjalanan dari St. Senen. Aku berangkat pada pukul 18.00 dari rumah.


Perjalanan ke Senen sedikit macet, namun aku tetap bersemangat. Tiba disana, aku tidak langsung menghampiri teman-temanku, tetapi aku makan terlebih dahulu di mobil, Habisnya perutku bunyi teruss sihh… Setelah aku makan, aku langsung bergegas menemui teman-temanku. Ohh tidak… ternyata aku terlambat briefing bersama mentor. Aku tiba di stasiun pukul 19.00, Sedangkan briefing mulai di jam yang sama….


 Setelah berkumpul, Kak Raken membagi-bagikan tiket kereta. rupanya, aku duduk dengan salah satu anggota timku, namanya Athar. Oiya… di eksplorasi kali ini, Para Mentor membagi kami kedalam beberapa kelompok. Total anak yang ikut ada 24 orang, terdiri dari 14 laki-laki, dan 10 perempuan. Jadi rata-rata satu tim terdiri dari 3 orang, tetapi salah satu tim di laki-laki hanya terdiri dari 2 orang, sedangkan di perempuan ada yang 4 orang. Tim laki2 menggunakan nama zodiak, sedangkan perempuan dengan nama bunga. Nama timku adalah Taurus, timku terdiri dari aku, Athar  dan Aka. Di setiap tim terdapat seorang pimpinan regu (pinru) dan 2 anggota. By the way aku jadi pinru lohh…


               Kak Raken (Kakak mentor) Membagikan Tiket               

 Lanjooott… Setelah dibagikan tiket kami semua baper-baperan sama keluarga masing2, tidak lupa fotbar jugaa… Setelah say goodbye, kami langsung menuju peron. Sebelum naik ke kereta, tiket kami di cek satu persatu terlebih dahulu oleh petugas stasiun. Akhirnyaaaa kami naik ke kereta yang dinanti nanti… suasana di kereta yang awalnya hening berubah menjadi bising karena keributan kami…. Walaupun kereta ekonomi, menurutku kereta ini tetap nyaman kok. Bangku di kereta ini dibuat berhadap hadapan. Bangku dengan ukuran ini, paling banyak muat untuk 3 orang. Aku duduk bertiga dengan Giga dan Ibrahim. Di depanku, ada Nico, Alfar, dan Athar.


Duduk di kereta


 Saat yang ditunggu pun tiba… kereta kami akhirnya berjalan. Kereta berjalan kira-kira pukul 21.15. Selama beberapa jam, kami terus bercanda dan tertawa sampai akhirnya tertidur pada pukul 00.00. Setelah tertidur selama 3 jam, aku akhirnya terbangun pada pukul tiga. Keretaku berhenti sekitar 30 menit di daerah Garut karena pergantian jalur masuk kereta. Tak lama, kami pun tiba di Stasiun Tasikmalaya, pada pukul 04.30.

Di Stasiun Tasikmalaya

 Setelah keluar dari stasiun, kami sudah di sambut oleh mobil bak yang siap mengantar kami ke Kampung Zuhud. Mobil bak tersebut ada 2 unit, satu untuk laki2, dan satu untuk perempuan. Kami pun langsung menaikkan tas kami ke mobil bak. Di sana, sudah ada Ambu Yohan dengan mobil Pajero-nya. Setelah merapikan tas, kami menyerahkan tempat makan kami untuk di isi nasi kuning yang dibawa oleh Ambu. Karena kotak makanku masih penuh, aku tidak menyerahkan kotak makanku pada Ambu.


 Tentunya sebelum berangkat teman-temanku menunaikan ibadah Shalat Shubuh terlebih dahulu. Setelah itu, kami pun naik ke dalam mobil bak tersebut. Setelah berjalan 30 menit, kami pun berhenti di sebuah lapangan. Ternyata tempat itu adalah alun-alun Kab.Ciamis. Alun-alun itu bernama Alun-alun Manonjaya. Di alun-alun. Kami menunggu makanan di isi oleh Ambu. Selama menunggu kurang lebih 30 menit, kami bermain sepak bola, banteng, dll. Setelah mobil Kak Raken terlihat, kami melanjutkan perjalanan. Kira-kira, kami sampai di Kampung Zuhud pada pukul 06.45.


Di mobil bak



Alun-alun Manonjaya

Saat kami sampai, sudah ada Abah Apep dan Ambu sekeluarga menyambut kami dengan hangat. Lalu, dihadapan kami ada sebuah saung yang cukup luas untuk kami semua. Ternyata, saung ini special dibuatkan untuk Pramuka Penggalang Oase, dan dibuat seminggu yang lalu. Sebelumnya, tidak ada saung atau warga desa yang berlalu lalang di tempat ini. Karena ada kami, tempat ini jadi ramai dehh…  Saat tiba di saung, Kakak Mentor dan Ambu membagi kotak makan yang sebelumnya kami kumpulkan. Tetapi, karena aku tak mengumpulkan kotak makan, aku jadi tidak mendapat makanan. Akhirnya, karena kekuatan persahabatan, teman-temanku yang lain mau membagikan satu sendok nasi kuningnya padaku. Akhirnya aku tidak jadi pingsan karena tak makan.


Tiba di Kampung Zuhud

      Setelah makan bersama, Kak Andhit memulai briefing pertama kami di Kampung Zuhud. Setelah briefing, kami diperbolehkan untuk istirahat selama 1 jam sampai pukul 09.00. Pada pukul sembilan, kami punya agenda untuk bertemu dengan Pak Kepala Desa. Di desa ini, kepala desa bisa juga dipanggil dengan sebutan pak kuwuh. Nama kepala desa disini adalah Bapak Cecek Armudin. Pak Cecek adalah kepala desa sementara pengganti kepala desa sebelumnya. Selain kepala desa, kepala dusun pun ikut datang memberi sambutan pada kami. Namanya adalah Pak Edi. Oiya… Desa yang kami tinggali bernama Desa Hegarmanah, Dusun Sukajadi, Kec.Cilodog, Kab.Ciamis, Jawa Barat. Mayoritas penduduk di desa ini berkomunikasi menggunakan bahasa sunda dan beragama Islam.


Pak Kades menyampaikan pesan

 Setelah pak kuwuh menyampaikan pesan-pesannya, kami diajak berkeliling desa oleh Mang Ondin dan Yazdad (Anak ke-2 dari Abah Apep dan Ambu Yohan). Selama berkeliling desa, kami diberi tugas oleh mentor untuk memetakan Desa Hegarmanah dan sekitarnya. Setelah lelah berkeliling, kami pun kembali ke saung untuk istirahat sejenak sambil menulis jurnal.



Orientasi desa

 Setelah itu, kakak mentor menyuruh kami untuk Shalat, ganti baju lalu makan siang. Setelah berganti baju, kami pun bersantap siang bersama. Lauk makan siang kali ini adalah ayam goring, tempe dan sayuran.



Makan siang bersama di saung

Sehabis makan, kami bergegas untuk pergi ke kolam ikan. Tugas kami di kolam adalah menaruh bibit ikan dan memagari kolam. Kami berangkat menuju kolam sekitarbjam 13.00. Jarak dari saung kazu menuju kolam ikan kira kira 100 m, dan dapat ditempuh dalam waktu 5 menit. Setelah kolam terlihat, kami langsung turun satu per satu ke kolam ikan. Pak Engkus (RT) dan warga lainnya sudah menyiapkan ikan-ikan yang akan kami masukkan ke kolam. Lalu, kami pun bergantian memasukkan ikan-ikan tersebut ke dalam kolam. Untuk laki-laki, ikan yang dipilih adalah ikan mujair, sedangkan untuk perempuan ikan mas.


 Setelah memasukkan ikan ke kolam, kami membantu memasang pagar kayu di kolam. Tujuan dibuatnya pagar ini adalah agar berang-berang tidak memakan ikan-ikan yang baru kami letakkan. Kira-kira pukul 14.00, kami mulai naik dan kembali ke saung untuk mengisi botol air kami.


 Membantu meletakkan ikan


Memasang pagar

 Selanjutnya, kami pun bergerak menuju dam. Jarak dari saung ke dam kira-kira 1 km dengan medan yang cukup berat bagi saya. Perjalanan menuju dam diperkirakan selama 45 menit. Setelah melihat pemandangan di dam, rasa lelah berjalan pun terbayarkan oleh segarnya air sungai. Kami pun ditantang untuk melompat ke dam yang lebih dalam. Ketinggiannya kira-kira 7 meter, sedangkan kedalaman damnya kira-kira sedalam 3 meter. Namun sayangnya, aku tidak melompat karena kakiku keram…


Bermain di sungai

 Setelah asik bermain selama 1 jam, kami pun naik dari dam dan berjalan kembali ke saung pada pukul 16.00. Aku pun kelelahan saat berjalan kembali ke saung. Aku berkali-kali ditolong oleh Mang Ondin dan Kak Andhit. Akhirnyaa…. Aku berhasil sampai ke saung kazu. Entah kenapa, aku merasa terlalu lelah saat berjalan. Mungkin aku kegendutan kali yaakk….


Setelah mandi dan mencuci baju, aku langsung meregangkan badan ini di saung. Senang sekali rasanya bisa ke dam. Adzan Maghrib pun berkumandang, semua temanku yang laki2 bergegas ke masjid. Karena tak ada teman mengobrol, aku  pun merapihkan barang-barangku lagi. Aku tak mau ada satu pun barangku yang tertinggal di saung.


Teman-temanku pun kembali dari masjid. Makan malam akhirnya tiba dihadapan kami. Eitss…. Sebelum makan, Kak Andhit mengajari kami aba-aba makan bersama. Setelah puas makan, kakak mentor pun memberi informasi tentang di rumah siapa nanti kami tinggal. Kata kakak mentor, beberapa warga yang rumahnya akan kami tempati belum fasih berbahasa Indonesia.


Makan malam bersama di saung kazu

Setelah Isya, kami pun diantar kakak2 mentor ke rumah keluarga masing2. Ternyata, aku tinggal dirumah Pak Edi, pak kepala dusun. Saat kami tiba, Pak Edi menyambut kami dengan hangat. Lalu, Pak Edi mengenalkan bagian-bagian rumahnya, mulai dari ruang keluarga, dapur, sampai kamar mandi. Pak Edi juga memiliki warung kelontong di depan rumahnya. Setelah diajak  berkeliling sebentar kami pun duduk dan mengobrol sejenak.


Menuju rumah warga

Saat berbincang-bincang Pak Edi mengenalkan anak ke-2 nya yang bernama Fahri. Fahri berusia 11 tahun. Kata Pak Edi, kami (Tim Taurus) bisa memanggil Pak Edi dengan panggilan bapak saja. Pada malam itu, Ibu Ayi (istri Pak Edi) sedang tidak ada dirumah karena sedang mengikuti kegiatan PKK. Setelah berbincang kami pun langsung masuk ke kamar kami. Sebelum tertidur, ibu pun pulang dari kegiatannya. Lalu kami masing masing berkenalan dengan ibu. Hari yang cukup melelahkan bagiku, namun sangat berkesan. akhirnya aku pun tertidur pulas.


Selesai juga satu hari… Masih ada 4 hari lagi lhoo… JIka masih ingin membaca, selamat melanjutkan…


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Explorasi Pramuka Penggalang OASE 2019

Keseruan Mengeksplor Kampung Zuhud

Jadi Orang Desa