Malam Terakhir
H4
Malam Terakhir
Aku terbangun di pagi hari yang indah,
disertai kicauan burung yang merdu. Tak lupa kubangunkan Athar dan Aka yang masih
tertidur. Hari ini mereka tidak ke masjid karena jalanan menurun yang licin.
Setelah mereka Shalat dan menggosok gigi, kami berjalan menuju saung mentor.
Seperti biasa, Kak Anne merefleksi
kegiatan kami. Hari ini, Kak Anne tidak memberi tantangan, karena hari ini kami
akan beraktivitas bersama mentor. Rencananya kami akan pergi ke pabrik sotong
dan belajar membuat angklung. Setelah itu, kami kembali ke rumah kami.
Tiba dirumah, kami segera bersiap dan
bertemu dengan mentor dan teman-teman yang lain di saung. Kami berjalan bersama
menuju pabrik sotong pada pukul 07.00. Lokasi pabrik sotong tidak terlalu jauh
dari rumah kami. Kira-kira hanya 100 meter. Namun kami harus melalui turunan
dan tanjakan yang curam.
Kami pun tiba di pabrik sotong. Disana
kami dibagi menjadi 2 tim. Aku menjadi tim yang pertama masuk bersama Aquarius
dan Matahari. Disana, kami melihat seluruh proses pembuatan sotong. Awalnya
dibuat adonan sotong sebanyak 7 kg yang terdiri dari tepung terigu, tepung tapioca,
roiko, garam, MSG, merica, air. Setelah mencampurnya dengan mixer khusus,
adonan dibagi ke wadah yang lebih kecil. Dari wadah itu sotong di tuangkan ke wajan
kecil lalu didiamkan sampai jadi seperti kulit pangsit. Setelah itu, kulit
tersebut diangkat dan digulung dengan tangan sehingga berbentuk seperti cacing
berukuran besar
Setelah melihat proses pembuatan
sotong, kami secara bergiliran diberikan 10 potong sotong untuk masing-masing
orang. Kami pun meninggalkan pabrik sotong dan kembali menuju saung. Tiba di
saung, aku melihat banyak angklung dijejerkan. Kami pun dibagikan angklung
tersebut masing-masing satu.
Setelah menunggu cukup lama, Pak Aisahb
pun datang bersama dengan mantan kepala desa. Setelah memperkenalkan diri, Pak
Aihsd menunjukkan proses pembuatan angklung. Bahan yang baik untuk membuat
angklung adalah bambu hitam dan rotan sebagai pengikatnya. Namun, Pak AIihba
menggunakan rami sebagai pengikat, karena rotan sulit di cari disini.
Setelah diperlihatlkan cara membuat
angklung, pak aisfbaif mengajarkan kami untuk memainkan angklung. Angklung yang
sudah dibagi dikelompokkan berdasarkan nada-nya. Do=1, re=2, mi=3 dst. Aku
mendapatkan angklung dengan nada mi. Setelah mencoba angklung bersama, aku
mencoba memainkan angklung yang berjumlah banyak sendirian.
Aku mencoba bermain angklung
Kami pun selesai belajar dan bermain
dengan angklung. Saatnya makan siang… kami makan siang bersama dengan sotong
yang sudah digoreng. Setelah bersantap siang bersama, kami semua berjalan
menuju kolam untuk mengambil ikan yang kami letakkan 3 hari yang lalu. Awalnya
aku tidak ingin turun ke kolam karena aku tak mau bajuku kotor. Namun aku akhirnya
turun karena semua temanku turun. Saat aku turun aku dilempar lumpur oleh Alfar
sehingga bajuku jadi sangat kotor. Kupikir dalam hati, ‘’ Yasudah, aku kotorin
aja badanku sekalian’’. Aku pun tidak memikirkan bajuku lagi dan langsung
mencari ikan. Setelah beberapa lama, aku mendapat seekor ikan, namun ikan itu
terlepas lagi.
Menangkap ikan
Setelah bermain di kolam, kami
diperintahkan untuk naik oleh mentor karena sudah mulai mendung. Kami pun naik
dari kolam. Saat kami di tengah perjalanan, hujan datang dengan sangat deras.
Karena sudah terlanjur basah, dan didpen kami ada lapangan penuh lumpur, kami
memutuskan untuk berperang lumpur. Saat sedang asik bermain, Kak Raken datang
dan menempelkan lumpur diwajahku. Mentor bisa usil juga yak, hihihi….
Setelah asik bermain lumpur, kami
kembali ke rumah masing masing untuk membersihkan diri dan pastinya mencuci
bajuu. Setelah itu, aku pun istirahat sebentar dan mulai packing barang-barangku. Syukurlah, tak ada satu pun barangku yang
hilang.
Hujan pun reda, bapak mengajak kami
pergi ke kondangan dibelakang rumah kami. Disana, sudah ada teman-teman kami
yang menunggu. Acara berlangsung selama sekitar satu jam. Seusai acara, para
tamu dibagikan makanan dan kue-kue kecil. Kami pun kembali kerumah.
Di rumah, aku langsung memakan-makanan
yang tadi karena aku sangatlah lapar. Setelah makan, aku berisitirahat sejenak
sambil mengepak barang-barangku yang masih berantakan. Tak terasa waktu menunjukkan
pukul 18.00. teman-temanku bergegas menuju masjid untuk menunaikan Shalat
Maghrib.
Sepulang dari masjid, aku dan tim
pisces berjalan bersama menuju saung. Tiba di saung, kami langsung mencium
aroma terbakar yang sangat lezat. Ternyata, makan malam hari ini adalah sate
kambing, ikan bakar, dan nasi liwet yang sangat lezat.
Tidak hanya itu, di lapangan juga sudah
ada api unggun yang memnyala-nyala. Warga desa juga mulai berdatangan untuk
makan bersama. Tetapi sayang sekali aku tidak bisa memakan itu karena perutku
sudah sangat kenyang. Aku pun hanya mencicipi sate kambingnya saja.
Api unggun
Setelah makan bersama, kami memasuki
acara perpisahan. Ya mala mini adalah malam terakhir kami disini. Acara pertama
menampilkan performance-performance dari
setiap tim. Timku memilih untuk bermain drama Malin Kundang. Tim yang lain ada
yang menampilkan drama, bernyanyi, dll. Setelah pentas, warga desa
diperbolehlan untuk bertanya soal komunitas kami, homeschooling, dll. Yang
menjawab pertanyaan mereka tentu saja para mentor. Seusai kegiatan terebut,
kami semua bernyanyi bersama sambil diiringi permainan gitar Kak Andhit.
Kegiatan kami malam ini pun usai. Kami
kembali ke rumah kami masing-masing. Waktu sudah menunjukkan pukul 23.15. Tiba
dirumah, aku langsung membaringkan tubuhku, dan tertidur.
Malam ini malam terakhir kami di Kampung
Zuhud. Besok, kami sudah kembali ke Jakarta. Masih ingin membaca? Silahkan melanjutkan.
Selamat membaca…
Komentar
Posting Komentar